Jumat, 14 September 2012

suratku untukmu


dear, my sweetheart..
bagaimanakah kabarmu hari ini ??
semoga senantiasa dalam lindunganNya.
masihkah hatimu resah dengan hal itu ??
harusnya kau paham bahwa sama sekali tak ada maksud dari tulisanku untuk menyakiti hatimu atau bahkan dengan sengajanya ingin membuatmu merasa bersalah dan bersedih. Semua ini hanya ungkapan dari apa yang ku rasa, yang terkadang tak mampu ku bagi dengan siapapun juga.
kau tidak berpikir bahwa masalahku hanya tentangmu saja bukan??
sehingga kau selalu merasa bahwa kesedihan yang ku tulis dalam status adalah karenamu semata.
Lalu aku harus bagaimana sekarang??
Sejak aku menyayangimu, kau sudah menjadi orang yang lebih penting dari diriku sendiri.
aku jadi ingin tau, bagaimana sebenarnya perasaanmu saat bersamaku?? entah itu saat bertatap muka, bertegur sapa, atau saat hanya berkirim pesan semata.
samakah seperti yang ku rasakan?? yang merasa begitu bahagia, damai dan nyaman, seperti telah menemukan bagian dari diriku yang hilang.
ataukah hanya perasaan bersalah yang selalu mendera??
terlepas dari apa yang terjadi di antara kita. tak pernahkah sejenak saja kau merasa damai saat bersamaku ?
aku tak ingin kau mengingatku jika karenanya hanya akan membuatmu tersiksa,
aku tak ingin kau mengenangku jika karenanya hanya akan membuatmu terluka.
akan lebih baik jika kau menganggapku tak pernah ada.
karena, aku berharap saat kau mengingatku, hanya ada senyuman yang mengembang di wajahmu, mengetahui masih ada seseorang yang menyayangimu apa adanya dirimu.
aku berharap saat kau mengenangku, hanya ada perasaan bahagia dan damai yang menyelimuti jiwamu, mengetahui bahwa ada seseorang yang selalu memasukkan namamu dalam daftar nama orang yang disebutnya dalam setiap untaian do'anya.

Menyayangimu adalah perasaan terindah yang Allah anugerahkan kepadaku.
yang dengannya aku ingin memuliakanmu, yang dengannya aku ingin menjaga dirimu dan diriku, yang dengannya ingin membuatku menjadi halal bagimu, yang dengannya membuatku bersedia selalu mendampingimu, yang dengannya membuatku belajar tentang banyak hal. tentang mencintai, tentang kesabaran, tentang memaafkan, tentang kasih sayang.
aku tak ingin lagi menodainya dengan keegoisanku. aku sudah cukup menyesal pernah menodai perasaan suci ini dengan menjalin hubungan yang tak diridloiNya denganmu.
aku selalu berkeyakinan bahwa selama takdirNya belum berwujud dalam nyata, selama itu pula aku masih sangat percaya pada keajaiban, keajaiban dari kemungkinan-kemungkinan yang ada. meskipun semua berkata tak mungkin, yang ku tau pasti, tak ada 1 hal pun yang tak mungkin bagiNya.
namun jika kita memang tak ditakdirkan untuk bersama, biarlah ini menjadi yang terakhir dari sebuah ungkapan rasa, jika memang tak ada lagi kesempatan untukku, aku tak ingin lagi membahasnya di lain waktu.
ku mohon juga padamu untuk tak pernah lagi menceritakan tentangku dengan siapapun yang akan menjadi istrimu kelak atau pada siapapun juga, aku tau harus ada keterbukaan antara pasangan juga tentang masa lalu, tetapi jika kita memang tak harus bersama, cukuplah aku menjadi bagian dari kepingan sejarahmu yang hilang, dan anggaplah ini adalah wasiat dari orang yang sudah tiada hingga kau harus menunaikannya.

aku sangat merasa bersalah padamu yang terus saja menyalahkan diri sendiri dengan keadaanku. hatiku sangat perih jika kau seperti itu, sama halnya perihnya hatimu melihatku merendahkan diriku sendiri, karena pada dasarnya kita memang tak akan sanggup melihat satu sama lain terluka.
meskipun sebenarnya aku masih sangat ingin bersamamu dan diam-diam ada perasaan sangat bahagia saat mengetahui bahwa harapan kita masihlah sama seperti yang dulu, tapi di lain sisi aku juga sangat merasa bersalah pada dia yang saat ini bersamamu, pada dia yang dipilihkan ibu untukmu, yang mungkin saja kehadiranku hanya menyakitinya. entahlah..
tolong mohonkan maafku untuknya.

namun sekalipun demikian, aku ingin kau tau bahwa aku akan tetap menepati janjiku untuk menunggumu sampai pada batas waktu yang kau minta dulu. ku harap ini tak membebanimu.
jangan pula kau anggap aku sedang mengikatmu, karena tak ada niat dan hak bagiku untuk melakukan itu. anggap saja ini hanyalah bentuk dari ke-konsisten-anku dalam memegang sebuah janji. karena, saat dulu aku mengatakan bersedia menunggumu, saat itu pula aku telah berjanji pada diriku sendiri, pada dirimu, & juga pada Allah-ku.
janji yang terlahir dari hati, dan yang akan selalu ku jaga dengan hati.

aku juga ingin meminta 1 hal darimu.
jika suatu saat kau harus menikah dengan dia atau orang lain, ku mohon jangan pernah memberitahuku.
aku tak tau bagaimana keadaan perasaanku di tahun-tahun mendatang. jika masih sama seperti saat ini, aku tak yakin mampu. bukan tak yakin, tapi aku tau aku tak akan mampu, aku tak akan pernah mempunyai kesanggupan untuk mendengar kabar itu. karena, hanya dengan memikirkannya sebentar saja sudah membuat seluruh tubuhku gemetaran tak karuan dan juga melelehkan air mataku berjam-jam.
aku tak dapat berpura-pura baik-baik saja, karena memang beginilah adanya. tapi aku tetap sangat berharap engkau akan selalu bahagia dengan siapa saja yang akan bersamamu nantinya.
maaf atas segala ke-pengecut-anku ini..
maaf atas ketidak sempurnaan dan ketidak tulusanku dalam menyayangimu, yang tak dapat ikut tersenyum bahagia mengiringi hari bahagiamu..
maaf telah mengecewakanmu dengan ketidak dewasaanku..
sekalipun begitu, do'aku akan senantiasa mengiringimu.
semoga Allah menjadikanmu imam yang baik bagi keluargamu, mencukupkan rizqimu dan keluargamu, membahagiakanmu selalu, mengaruniakan keturunan yang sholeh dan sholihah, serta merahmati rumah tanggamu sepanjang waktu. dan juga semoga selamat fiddunya wal akhiroh.

dan terima kasih ku ucapkan untuk segalanya.
untuk kesabaranmu menghadapi ke-keras kepala-an dan ke-egois-anku.
untuk hatimu yang selalu tulus menyayangiku.
untuk semua nasehat dan semangat yang tak lelah kau berikan untukku.
untuk semua do'a yang kau panjatkan untukku.
untuk penjagaanmu yang tak pernah meyentuhku.
dan untuk perasaan yang membuatku pernah merasakan menjadi orang yang istimewa di hatimu.

kau adalah seorang lelaki, dan juga orang yang sabar dan kuat. aku tak meragukan bahwa kau akan bisa segera melupakan semua ini setelah tak ada lagi komunikasi diantara kita. mungkin hanya butuh waktu 1 tahun ke depan atau bahkan kurangnya kau sudah bisa melupakanku. tetapi akan lain halnya denganku, kau tau pasti akan hal itu.
karenanya, maafkan aku untuk tak memberitahumu dimana tempatku berada. ini akan baik untukmu segera melupakanku. dan mungkin memang lebih baik jika kita tak lagi bertegur sapa.

atau kalaupun Allah berkehendak lain dan memang menciptakan kita untuk saling melengkapi, biarlah Ia sendiri yang mempertemukan kita dengan caraNya yang terindah.
jika memang akulah rusukmu, Ia sendirilah yang akan menuntun hatimu menujuku.


salam sayang dariku untukmu, untuk keluargamu, juga untuk siapapun yang kelak mendampingimu.

nz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar