Selasa, 28 Agustus 2012

Coretanku

saat itu 22 juli 2012 M tepat pada malam 2 ramadhan 1433 H.
Aku masih ingat sekali, malam itu tak seperti biasanya, rasa rinduku sudah sangat menggila.
Rasaku sungguh sangat lelah hingga hatiku terus saja meronta :
" Tuhan, aku tak mengerti apa yang sebenarnya Kau kehendaki, ujian, cobaan atau apakah ini, tapi sungguh aku tak sanggup lagi. Jika memang dia bukan untukku, tolong musnahkan rasa ini atau jika kau terlalu menyayanginya dan tak mengijinkan rasaku pergi, maka tak mengapa jika harus aku yang Kau bawa pergi "
sedikitpun aku tak bertenaga, semangat hidupku sirna.
sedangkan air mataku terus saja mengucur dengan derasnya, dan mulutku ini terus saja beristighfar menyebut asmaNya berusaha menentramkan hati yang merana, hingga akhirnya aku terlelap begitu saja.
tengah malam sayup-sayup terdengar suara, seperti dari handphone ku, dan lagu ini aku sangat mengenalnya.
bukankah ini "paradise" ??? :') :')
seketika jantungku berdebar dengan hebatnya, semua rasaku bercampur aduk jadi satu antara bahagia, haru, percaya dan tidak percaya, hingga akhirnya lagu itu berhenti. perlahan ku buka handphone ku, 1 missed call dan 2 messages, tertera namamu di sana. Benarkah ini kau?? mimpi atau nyatakah ini??
aku sedikit tak percaya, bahkan aku mencubiti diriku sendiri untuk memastikan bahwa ini bukanlah mimpi.
aku tak tau apa rencanaNya dengan semua ini, tapi yang jelas aku sangat bersyukur, dan aku sangat berterima kasih padamu karena masih menganggapku ada. Segera ku tata hatiku sedemikian rupa, aku tak ingin salah paham, ku ingatkan lagi diriku tentang siapa aku. ku yakin-yakinkan hatiku bahwa mungkin Tuhan hanya ingin menghiburku. sekalipun begitu, sungguh ini sudah lebih dari cukup untuk membuatku merasa sangat bahagia hingga aku tak dapat lagi memejamkan mata. Terima kasih Tuhan.

Aku seperti hidup kembali, tak pernah aku sesemangat ini, dan ini membuatku tertegun, aku seperti menyadari sesuatu, sepertinya Tuhan telah menjadikanmu sebagian dari diriku, sebagian dari nyawaku, entahlah.. ada rasa sakit menjalari ulu hatiku saat kupikirkan tentang hal itu. Aku kembali beristighfar dan menata hati. Sore harinya kau sms lagi, dan beberapa hari berikutnya, sungguh aku senang bisa bertegur sapa lagi denganmu, sekalipun aku harus setiap waktu mengingatkan diriku akan tempatku.
Kemudian aku berpikir tentang sesuatu, sebenarnya apa yang membuatmu menghubungiku lagi?? aku tau kau tak kan kembali, tapi untuk apa??
dan malam itu mungkin menjawab semua, tiba-tiba kau menyampaikan salam dari seseorang, sekalipun sebenarnya aku sudah menduganya tapi tetap saja ku tanyakan padamu dari siapa. dan benar dugaanku, salam itu darinya, dari seseorang yang akan menjadi calon istrimu. tentu saja pasti inilah alasan mengapa kau menghubungiku lagi. seperti ada ribuan volt listrik menyengatku, aku hanya bisa terduduk lemas dan berpikir mengapa kau menceritakan tentangku padanya, ya tentu saja karena dia yang akan menjadi calon istrimu. sekalipun aku tau bahwa aku tak punya hak apapun akan dirimu dan aku tau ini tak sepantasnya ada dalam hatiku, tapi harus ku akui bahwa aku sangat cemburu, sungguh aku ingin menangis sekencang-kencangnya dan memaki-maki diriku sendiri . "apa yang kau pikirkan?? apa yang kau harapkan?? dasar kau bodoh!! sadar diri kenapa, kau itu bukan siapa-siapa !!" :'(
tapi aku tetap bersyukur karena bagian terwaras dari diriku masih berfungsi, aku kembali beristighfar, membaca tahlil, hauqolah dan apa saja untuk menenangkan dan menguatkan hatiku. maafkan aku Tuhan.
dengan tangan yang masih gemetar aku membalas sms itu. aku tak ingin komunikasi ini kembali membeku, itu  akan lebih menyakitkanku. dan aku juga bersyukur mengetahui bahwa kalian belum ada ikatan resmi sebagai calon suami & calon istri. mungkin ini salah satu cara Tuhan menyayangiku, Ia tau pasti bahwa aku sangat tidak siap jika semua terjadi pada saat ini. Terima kasih Tuhan.
ku tata kembali hatiku dan ku katakan pada diriku sendiri "sudahlah, jika kau benar-benar menyayanginya, fokuslah saja pada apa yang akan kau raih, fokuslah pada mimpimu, dia tak kan suka melihatmu seperti ini, bahkan mungkin akan sangat merasa bersalah, jangan pernah biarkan dirimu mengingatnya lagi, tentu saja kecuali dalam do'a, peluk lah dia erat-erat dalam setiap do'amu, mungkin itu akan membantunya."

Memory otakku memutar ke masa lalu, aku ingat saat itu kau pernah berkata bahwa kau ingin menghabiskan 24 jam waktumu bersamaku, aku bilang tidak mau dan sambil manyun kau tanya kenapa padaku, kemudian aku menjawab bahwa aku tak ingin hanya 24 jam saja, tapi selamanya. lalu kau pun tersenyum.
rasanya getir sekali aku mengingatnya, karena kini kau telah bersamanya, seorang gadis yang dipilihkan ibumu untukmu. sebenarnya aku ingin sekali mengenalnya, bukan karena apa-apa, hanya ingin memastikan bahwa dia benar-benar bisa menjagamu. tapi rasanya itu tak perlu, karena aku yakin gadis itu baik untukmu. darimu aku juga tau bahwa dia masih sangat belia, tapi sepertinya dia jauh lebih dewasa dari umurnya, bahkan mungkin jauh lebih dewasa dariku dan tentunya jauh lebih baik dariku. ya, kau memang lebih pantas didampingi orang sepertinya. kini aku tak lagi mencemburuinya, bahkan aku mulai menyayanginya, karena bagaimanapun mungkin saja nantinya dialah yang akan mendampingimu. jika kau menyayanginya, maka aku harus menyayanginya pula. cinta memang seringkali aneh, dan bahkan kini aku mulai menyayangi rokokmu, setidaknya dia ada dan mampu sedikit merileks-kan mu dari penat yang ada, yang bahkan aku sendiri tak bisa melakukannya sekalipun aku sangat ingin menjadi pelipur laramu.

Tapi entahlah, kadang aku tak mengerti diriku sendiri, aku selalu meyakini bahwa takdir itu ada di tanganNya, dan seringkali juga hatiku berkata "biarlah orang tuamu menjodohkanmu dengannya asalkan Tuhan menjodohkan kita." ternyata masih ada harap dalam hatiku. Aku memang sudah seringkali mencoba membuka hati untuk yang lainnya, tapi sepertinya Tuhan tidak mengijinkannya, hingga aku berpasrah saja, aku sudah tidak peduli, bahkan jika Dia menghendaki agar aku hidup sendiri, aku akan menerimanya dengan lapang dada. bahkan pernah terpikir olehku bahwa tak mengapa jika aku harus diduakan olehmu asalkan aku bisa mendampingimu, bukan memilikimu, tapi mendampingimu, menjadi makmum yang baik bagimu, menjagamu, menyayangimu, merawatmu dan membahagiakanmu seumur hidupmu. karena ternyata memang hanya kau lah yang membuatku merasa bersedia untuk mendampingi.
tapi segera kuhilangkan pikiran bodoh itu, mungkin aku bisa, tapi bagaimana dengannya?? aku tidak akan pernah tega, lalu bagaimana pula denganmu?? bukannya aku meragukan akan kemampuanmu untuk adil, tapi bagaimanapun kau adalah manusia biasa, tak mungkin aku membiarkanmu berlumuran dosa hanya karena pernah sekali saja lebih condong pada salah satu diantara kami. dan aku tau, hatimu itu terlalu lembut untuk mempunyai ke-tega-an menduakan istri. ya sudahlah, aku percaya pada gadis itu, sebaiknya aku yang pergi karena kehadiranku tak diharapkan di sini.

Beberapa hari berlalu seperti biasanya, dan aku cukup bahagia dengan adanya dirimu, sekalipun hanya pesan kosong yang kau kirim, tetap saja masih cukup untuk membuatku tersenyum. hingga pada saat dini hari itu, emosiku berada pada titik labil, dan kau mengatakan sesuatu yang sangat membuatku terpukul. sebetulnya hal itu tak perlu terjadi, tapi aku benar-benar marah hingga keluarlah kata-kataku yang mungkin membuatmu terluka, membuatmu takut, merasa bersalah dan sebagainya. harusnya aku lebih bisa mengendalikan emosiku karena kau memang tak begitu memahamiku, karena kau memang tak tau. aku hanya tak habis pikir, bukankah selama ini aku tak pernah mengungkit lagi tentang perasaanku? kubiarkan ia terpendam begitu saja dalam dada. aku tak pernah sekalipun mencoba menghubungimu sekalipun rasa rindu sudah sangat mencekikku, aku memang masih sangat menyayangimu, tapi bukankah aku hanya diam? karena begitulah caraku menyayangimu, dan mendo'akanmu adalah caraku memelukmu dari kejauhan. lalu mengapa kau tiba-tiba mengatakan padaku untuk jangan menyimpan harapan itu? yang bahkan Tuhanpun tak melarang. Mungkin aku terlalu keras hingga sepertinya kau sangat terluka dan mendiamkanku. maafkan aku,  tak ada maksud dari kata-kataku untuk melukaimu. tak satu pun sms ku yang kau balas, dan itu semakin membuatku terluka, inilah yang ku takutkan, membuatmu sedih dan merasa bersalah. aku ingin menjaga perasaanmu, tapi aku malah melukaimu, aku ingin menjadi pelipur laramu tapi aku malah menyakitimu. mungkin aku memang tak pantas untukmu. seketika itu air mataku pun mengalir kembali
.
Pada malam harinya handphone ku bergetar, kulihat ada sms, dan itu darimu. sambil gemetar tanganku membuka sms mu, dan kini aku bisa tersenyum lega, aku sangat bersyukur kau bersedia memaafkanku. Terima kasih. :'))
semoga hal serupa tak pernah lagi terjadi. jika aku melukaimu dengan perkataan atau apapun dariku maka sebenarnya yang lebih terluka adalah diriku sendiri. harus sangat ku akui bahwa bagiku kau masih sangat berarti. kini semua kembali seperti semula tapi ada sesuatu yang membuatku risau, kau menanyakan tentang sesuatu yang sudah lama kusimpan sendiri, tentang mimpiku, tentang cita-citaku. aku harus bagaimana menjawabnya. aku jadi serba salah. memang sejak semula aku ingin menceritakannya padamu karena aku memang butuh saran dan masukan, tapi aku takut kau salah paham. akhirnya kuceritakan juga tentang mimpi-mimpiku padamu, tak peduli lagi apa anggapanmu terhadapku, aku butuh sekali masukanmu dan tak ada yang lebih kupercayai selain dirimu. Terima kasih atas semua masukanmu.

Tiba-tiba aku memikirkan ibumu, orang nomor satu dalam hidupmu. Jujur kukatakan bahwa salah satu harapanku adalah bisa bertemu beliau, mengenal beliau, bahkan jika mungkin aku ingin belajar darinya tentang bagaimana mendidik putranya sehingga bisa menjadi anak yang begitu berbakti sepertimu. sungguh, aku mengagumi beliau. adakah kesempatan untukku Tuhan?? semoga Engkau memanjangkan dan menjadikan umurnya berkah.

Entahlah, aku masih sungguh tak mengerti dengan diriku, sekalipun aku bisa merelakanmu, tapi harapan itu tetap saja masih  tersimpan dalam hatiku. biarlah, biar saja ini menjadi urusanNya..
kini aku malah teringat kata salah seorang temanku, "jodoh memang di tangan Tuhan, tapi cinta masih butuh perjuangan". ku pikir itu memang benar, selagi tujuan kita baik, mengapa tidak. aku mulai berandai-andai.
ah, andai saja pada posisi sama seperti ini tetapi aku yang laki-laki, tentu saja sudah ku akhiri kekonyolan ini. aku tak mungkin membiarkanmu menentang orang tuamu, karena itu aku yang akan mendatangimu. dengan gagah berani yang mungkin juga akan terlihat seperti tak tahu diri atau boleh kau anggap keduanya. aku akan memintamu pada orang tuamu, memang butuh keberanian yang besar untuk merelakanmu, tapi butuh keberanian yang lebih besar lagi untuk bisa membahagiakanmu. dan itu yang sangat ingin ku lakukan. sekalipun mungkin aku ditolak, aku tak akan pernah menyerah sedikitpun, 1.000x ditolak, maka 10.000x  aku akan melangkah maju. semua itu hanya demi satu komitmen, menjadi halal bagimu dan membahagiakanmu. tapi sayangnya aku hanyalah seorang perempuan biasa, yang bahkan tak pantas untuk diperjuangkan siapapun juga.
sudahlah, jika aku terus berandai-andai, maka akan sampai pada saat pertama kali aku melihatmu 6 tahun silam, yang seharusnya tak ada harapan kecil itu, harapan untuk bisa mengenalmu. aku masih ingin tersenyum jika mengingat hal itu. rasanya sangat lucu.

hatiku masih menyimpan berbagai tanya, "Apa kau begitu terbebani dengan harapanku ini? apa kau begitu merasa bersalah padaku? tolong jangan begitu, harapanku ini ku tumpukan padaNya, bukan padamu. semua ini terjadi atas kuasaNya, bukan kuasamu. sungguh rasanya tersiksa melihatmu terus merasa bersalah padaku seperti itu. tapi apa yang bisa ku lakukan? membunuh harapanku kah? jujur saja aku belum bisa untuk yang satu ini, tapi demi dirimu akan ku lakukan apapun untuk bisa mendamaikan hatimu".
tapi apa yang harus ku lakukan, aku harus meminta pendapat siapa. lalu terpikir olehku lebih baik bertanya pada Tuhanku. malam itu aku melakukan sholat istikhoroh, memohon petunjuk dariNya, demi dirimu aku berharap semoga saja yang nampak dalam mimpiku adalah sesuatu yang buruk, dengan begitu aku akan lebih bisa memaksa diriku untuk melupakan semuanya, setelahnya aku akan menceritakannya padamu agar kau terbebas dari rasa bersalahmu itu. tapi sungguh di luar yang ku kira, yang nampak bukannya hal buruk, melainkan sesuatu tempat atau apa tak jelas, yang pasti aku tak melihat apapun kecuali hanya putih, bersih dan begitu bersinar. dan perasaanku, hanya damai, sangat damai. SubhanaAllah, Allahu akbar walillahilhamd.
aku terus bertanya-tanya dalam hati, "ya Allah, apa yang sebenarnya terjadi kali ini, apa makna dibalik mimpiku itu, apakah hatiku terlalu kotor untuk menerima petunjukMu hingga setan yang mengacaukan mimpiku? tapi bukankah setan tidak bisa mengacau pada sesuatu yang putih dan bersinar? lalu apa maksud dari semua ini?". aku mulai merenung dan memikirkan sesuatu. ya, mungkin saja ini memang benar petunjuk dariNya, benar saja yang tampak adalah sesuatu yang baik, beratus-ratus kali sholat pun akan tetap sama hasilnya, karena pada dasarnya kau memang baik untukku, tapi sepertinya tidak berlaku untuk sebaliknya.
aku tak mungkin menceritakan semua ini padamu, yang bisa kulakukan saat ini hanyalah meyakinkanmu bahwa aku baik-baik saja, dan memohon padamu agar membuang semua rasa bersalahmu itu.
dan untukku sendiri, aku tak harus membuang semua harapan itu, biar itu menjadi urusan Yang Menggenggam hatiku. aku tak perlu lagi cemas, risau, galau dan sebagainya. Toh kalau memang aku ini rusuknya, tak akan tertukar dengan siapapun juga.
terlalu banyak kebetulan yang terjadi.
atau mungkin memang sebuah kebenaran.
entahlah.. waAllahu a'lam... (u_u)

Minggu, 26 Agustus 2012

My Sweetest Song for My Sweetest Heart

Mei, 2012
Paradise.
Saat pertama kali aku mendengar lagu ini, entah mengapa semua ingatanku sontak tertuju padamu. 
aku hanya mampu membisu, tergugu, dan membiarkan air mataku meleleh begitu saja di pipiku.
ini bukan perasaan sedih ataupun pilu.
haru, hanya haru yang mengharu biru.
aku tak tau bagaimana Tuhan meletakkanmu sedemikian rupa di dalam hatiku, 
yang jelas saat kudengar lagu ini, perasaanku mendadak asing, aneh.
Ia menghadirkan perasaan yang begitu damai, juga  rasa syukur yang meledak-ledak dalam dada, yang seolah-olah seperti semua harapku telah menjelma dalam nyata.
entahlah, mungkin aku yang terlalu berlebih dalam harapku, mungkin aku yang terlarut dalam lagu, atau mungkin memang salah satu kepekaan rasaku untukmu, hanya Tuhan yang tahu.


Paradise

I remember when i first met you
i felt that God answered my call
there was that one place i always thought about
and i just wanted to be there with you
the place that no eye has ever seen
the place that no heart has ever perceived
i had a great feeling inside of me
that one day i'll be there with you

and now that we're here feeling so good
about all the things that we went through
knowing that God is pleased with us too
it's not a dream, this is so true
feeling the peace all around
seeing things we could never imagine
hearing the sound of rivers flow
and we know we'll be here forever
the feeling is indescribable
knowing that this is our reward

do you remember the hard times we went trought?
and those days we used to argue
but there was not one thing that could bring us down
cause we always had in our minds

the place that no eye has ever seen
the place that no heart has ever perceived
the place we've been promised to live in forever
and best of all, it's just me and you

i remember us praying at night
and just dreaming about this together
i'm so blessed to have you in my life
and now we can enjoy this blessings forever
paradise is where we are now
paradise, a dream come true
paradise, o what a feeling !
paradise, thank You Allah....

Ini hanya sebuah lagu, tapi entah mengapa sampai seperti itu, bagaimana jika menjadi kenyataan?? mungkin aku lebih tak bisa berkata apa-apa, hanya bisa menangis dalam kebahagiaan dan keharuan yang luar biasa.
dan akhirnya saat itu juga ku jadikan lagu ini sebagai ringtone yang khusus untuk nomormu.
entahlah, aku hanya berharap suatu saat dapat kudengar lagu ini dari handphone ku.
bahkan aku sudah lupa kapan terakhir kalinya aku bertegur sapa denganmu.
sekalipun harapannya sangat tipis atau bahkan tidak mungkin, tapi aku tetap berharap suatu saat paradise-ku ini berbunyi, meskipun itu hanya sekali..

Tuhan, aku hanya ingin tahu kabarnya, itu saja.. :(

Dream



21 Maret 2012
Entah apa yang ada di otakku, bagi kebanyakan orang mungkin dapat nilai nem tertinggi adalah suatu kebanggaan, suatu prestasi yang sangat membahagiakan atau bahkan bagi sebagian yang lain hanya bisa di peroleh dalam angan-angan. tapi itu sama sekali tidak berlaku bagiku saat itu. Di satu sisi memang aku senang dapat membuat orang tuaku bahagia atau bahkan bangga, tapi  di sisi lain aku seperti terlempar jauh ke dasar jurang yang terdalam.
 Aku memang sangat berharap bisa lulus, tapi aku sama sekali tidak berharap mendapat nem yang tinggi, karena bagi orang tuaku nem tinggi berarti haruslah kuliah dan itu berarti juga harus ku kubur dalam-dalam mimpiku, cita-citaku.
Bagi emak yang seperti kebanyakan orang jaman sekarang, sukses menurut "versi" beliau adalah mempunyai pekerjaan  tetap dan hidup mapan, yang mungkin sangat jauh berbeda dengan sukses menurut "versi"ku sendiri. Berbeda lagi dengan bapak yang pasti akan selalu mendukung keputusanku selama keputusan itu baik untukku. Akhirnya demi membahagiakan emak dan menghindari keributan, aku menuruti keinginannya. Aku masih ingat sekali saat itu, saat harus mengikuti test masuk sebuah perguruan tinggi pilihan emak, aku seperti seekor kambing yang akan dibawa ke tempat pemotongan, ingin berontak, tapi tetap harus pasrah sepasrah-pasrahnya, sambil terus berdo'a semoga aku tidak diterima. Ku kerjakan soal-soal itu sekenanya saja, bahkan beberapa item ku biarkan begitu saja tanpa terisi. Saat pengumuman pun tiba, aku masih terus berharap semoga aku tidak diterima. Perlahan-lahan ku telusuri kertas pengumuman itu dari yang terbawah karena aku juga sangat meragukan hasil test ku. satu lembar habis dan tidak ada namaku, aku tersenyum. ku cari lagi pada lembar berikutnya, tak ada juga. aku sangat bahagia, dan sampai pada lembar terakhir, ku telusuri lagi dari bawah dan mataku terhenti pada angka 6, namaku. Sial, menyebalkan sekali.
aku pulang dengan perasaan yang tidak menentu, terlalu banyak pikiran yang menyangkut di otakku sambil terus bertanya-tanya, benarkah ini kehendakNya atau hanya ingin menguji kesungguhanku saja?
ya, barangkali ini memang kehendakNya, dan aku mulai mencoba untuk bisa menerima, dengan dan masih terus menyimpan mimpiku dalam dada.
Selanjutnya ku jalani saja hidupku dengan sewajarnya, meskipun seringkali hanya kehampaan yang terasa, hanya kesunyian yang menyelimuti jiwa, tapi aku harus tetap bersabar menjalani semuanya, sampai akhirnya aku lulus dengan gelar diploma yang bagiku tidaklah istimewa, karena ternyata tetap saja terasa masih ada lubang yang menganga dalam dada.

Dan kini, aku terdampar di sini, di tempat perantauan yang tak satu pun orang ku kenali kecuali teman-temanku sendiri.
ku akui aku cukup senang karena aku bisa belajar mandiri, juga ada banyak hal yang kupelajari di sini, aku bersyukur diberikan kesempatan ini. Selama beberapa bulan masih dapat ku nikmati hari-hariku yang cukup menyenangkan, tapi sekarang tak kudapati lagi masa-masa  itu, semuanya berubah sejak pergantian manajemen baru, hari-hariku sepertinya hanya sebatas bekerja dan bekerja, lembur dan lembur. bahkan waktu libur pun aku harus bersedia jika sewaktu-waktu dipanggil. Jika bukan karena rasa peduli terhadap teman-temanku, sudah pasti aku akan menolak. dan bahkan sampai-sampai saat libur pun aku harus "melarikan diri" sejauh mungkin  jika aku sudah merasa sangat lelah. di tambah lagi suasana kerja yang semakin tidak nyaman, serba salah, gunjingan di sana sini, saling menyalahkan.
dan parahnya, kewajibanku sebagai hamba pun seringkali harus berantakan. Belum lagi dengan keterlibatan setan-setan itu. aaaaaarrrghhh.. Aku muak !! Aku Benci !! Aku tak sudi Lagi !! Aku ingin Pergi !! :((

Pandanganku nanar melihat apa yang terjadi, hatiku seperti tertusuk ribuan sembilu mengenang mimpi-mimpiku..

Tuhan, izinkan aku menggapai asaku..
ku mohon... :'(